● 30 November 2023 ● Dibuat oleh Admin Kominfo
Gresik, 30 November 2023 - Penanganan stunting di mulai dari tingkat desa. Hal inilah yang menjadi dasar Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani dan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Gresik Nurul Haromaini Ali Fandi Akhmad Yani.
Keduanya, bersama Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik Mukhibatul Khusnah dan Camat Benjeng Siti Sulichah menyusuri gang-gang untuk melakukan pelacakan stunting.
Seperti yang dilakukan hari ini, Gus Yani dan Ning Nurul (panggilan Bupati Yani dan Ketua TP PKk Nurul Haromaini) melakukan pelacakan stunting di Desa Klampok, Kecamatan Benjeng, Kamis (30/11).
Stunting, yang merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak-anak yang diakibatkan kurangnya asupan gizi pada seribu hari pertama kehidupan. Stunting menjadi ancaman terhadap kualitas hidup, baik dari sisi kecerdasan maupun kondisi kesehatan generasi penerus bangsa yang di gadang-gadang sebagai generasi emas pada tahun 2045.
Ini lantaran dalam jangka panjang, stunting membawa dampak seperti kesulitan belajar, penyakit jantung dan pembulu darah, kemampuan perkembangan kognitif menurun, dan lemahnya daya tahan tubuh sehingga rawan terkena penyakit. Karenanya, Presiden Joko widodo menginstruksikan dengan lugas untuk mewujudkan angka prevalensi stunting 0%.
Di Kabupaten Gresik, persoalan stunting juga menjadi salah satu agenda besar pemerintahan Bupati Fandi Akhmad Yani. Berbagai upaya dilakukan dengan menggandeng semua pihak dalam "perang melawan stunting". Hasilnya cukup menggembirakan, angka stunting yang awalnya 22% pada awal kepemimpinan Gus Yani, bisa ditekan menjadi 10% pada tahun 2023. Angka ini jauh dibawah target nasional yakni 14%. Namun, hal tersebut bukan menjadi "garis finish", karena Kabupaten Gresik memasang target stunting 0%.
"Kita akan terus mendorong agar angka ini terus turun hingga Gresik merdeka stunting. Saya bersama bu wabup, dan Ketua TP PKK akan terus menyuarakan tentang stunting agar makin banyak orang yang mengerti apa itu stunting. Selain itu, dukungan dari dinas terkait juga tidak akan berhenti dalam memberantas stunting," tegas Gus Yani.
Ditambahkan Ning Nurul, temuan kasus stunting di Kabupaten Gresik merupakan hasil akhir dari berbagai persoalan yang kompleks. Ini lantaran banyak faktor yang menyebabkan terjadinya stunting pada anak.
"Faktor pertama adalah faktor ekonomi, dimana ini berkaitan erat dengan asupan gizi untuk anak. Berikutnya adalah faktor pola asuh orang tua ditambah dengan banyaknya mitos yang ada di masyarakat. Selain itu pernikahan dini juga menjadi salah satu penyebab stunting, dan yang lainnya adalah faktor lingkungan dan penyakit bawaan," ujarnya.
Dalam PKK sendiri, penanggulangan stunting ada pada Kelompok Kerja (Pokja) 1 hingga Pokja 4. Pada Pokja 1, PKK Kabupaten Gresik berfokus pada pencegahan pernikahan anak. Sedangkan Pokja 2 berfokus pada penuntasan pendidikan lewat program JAKETKU (Kejar Paket Tuntaskan Putus Sekolah).
Pada Pokja 3 berfokus pada penanganan sampah, dan Pokja 4 berperan secara langsung dalam kegiatan penanggulangan stunting lewat program CEKAL TANDING (Cegah dan Tangkal Stunting dengan kegiatan 10 indikator PHBS di rumah tangga).
Selain melakukan pelacakan stunting, kegiatan hari juga menjadi awal dalam program pemberian makanan tambahan bagi anak-anak dan ibu hamil hingga 30 hari kedepan. Dengan begitu, diharapkan angka stunting di Kecamatan Benjeng yang hanya ada 5 kasus stunting, tidak bertambah dan menjadi 0. (nnd/edited by Diskominfo Kab. Gresik)