● 30 Juni 2022 ● Dibuat oleh Admin Kominfo
Pelaksanaan Idul Adha tahun ini bawa beberapa kesan mendalam yaitu pelaksanaannya yang miliki 2 versi yaitu pada tanggal 9 dan 10 Juli 2022 dan merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Indonesia dengan salah satu tempat penyebarannya di Kabupaten Gresik.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Gresik butuh pedoman untuk lakukan pemotongan hewan kurban saat ini. Mengingat PMK sangat krusial di lingkungan masyarakat. Hal ini disampaikan Bupati Gresik H. Fandi Akhmad Yani, S.E. dalam rakor bersama anggota Forkopimda, Kamis (30/6).
"Ini perlu kita musyawarahkan bagaimana pelaksanaan pemotongan hewan kurban yang ada di kabupaten Gresik" kata Bupati Gresik.
Pak Bupati juga harapkan untuk masyarakat Gresik membeli hewan kurban di dalam daerah sehingga bisa membantu dan mengurangi dampak yang diperoleh para peternak.
Rakor yang juga dihadiri oleh perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Gresik, PCNU Gresik, Muhammadiyah Gresik, serta LDII Gresik tersebut, sampaikan saran dan masukan terkait pedoman penanganan PMK saat hari raya Idul Adha.
Mengawali rakor, Ketua DPRD Gresik H. Much. Abdul Qodir nilai penanganan PMK di Gresik sudah bagus dengan memberikan vaksinasi dan sebagainya kepada hewan ternak. Beliau juga menyetujui jelang hari raya berikan surat edaran yang nantinya disebarkan ke seluruh tempat ibadah di Gresik sehingga kebersihan tempat pemotongan dapat terkontrol dan mengurangi penyebaran PMK.
"Pak Bupati membuat surat edaran keseluruh masjid-masjid di Gresik untuk menjaga sterilisasi lokasi yang akan dijadikan tempat persembelihan" Ungkapnya.
Menambahkan Nur Saidah Wakil Ketua DPRD Gresik sampaikan pula tentang kekhawatiran dari sudut pandang masyarakat sekitar tentang PMK. Sehingga diharapkan nantinya akan ada solusi agar masyarakat tidak parno dengan hewan kurban yang disembelih.
"Jadi itu yang kemudian kita sambungkan dengan OPD terkait untuk memberikan informasi seluas-luasnya, untuk disampaikan ke panitia kurban atau kepala desa, jadi supaya tidak ada ketakutan berlebihan" Katanya.
Beliau juga harapkan untuk memberikan tenaga medis di titik-titik sekitar Gresik sebagai pusat aduan dalam menanggapi PMK.
Sedangkan dari Polres Gresik, Kejaksaan Negeri Gresik, dan Pengadilan Negeri Gresik Kompak mendukung segala macam kebijakan yang akan dikeluarkan pada hari raya kurban tersebut, dengan catatatn harus berkoordinasi dengan lembaga-lembaga yang lain seperti Dinas Pertanian, Depag, MUI dan sebagainya. Hal ini dilakukan agar seluruh keputusan yang dikeluarkan memiliki landasan hukum dan alasan kuat, yang pada akhirnya dapat menjadi pedoman tidak hanya pemerintah Kabupaten Gresik tapi juga masyarakatnya.
Dari Departemen Agama Nasichun Amin sampaikan juga tentang kebijakan pemotongan hewan kurban yang akan dilakukan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH), yang mana boleh untuk dilakukan diluar RPH sesuai dengan fatwa yang berlaku.
"Terkait dengan keterbatasan RPH, maka boleh dilakukan dliuar RPH. Dengan ketentuan-ketentuan yang sesuai dengan peraturan" ucapnya.
Ia juga ingatkan untuk saling menghormati atas perbedaan pelaksanaan sholat Idul Adha yang dilakukan tahun ini.
Perwakilan dari Muhammadiyah Gresik juga sampaikan bahwa perbedaan pelaksanaan Idul Adha yakin tidak akan menjadi masalah karena masyarakat kita sudah terbiasa.
"Saya kira itu tidak menjadi masalah, karena insyaallah masyarakat kita sudah terlatih, sudah sering mengalaminya perbedaan" tandasnya.
Ia juga isyaratkan kalau masyarakat kita terutama Muhammadiyah sudah mengerti tentang proses penyembelihan pada kondisi seperti ini.
Dari MUI sendiri disampaikan oleh KH. Ainur Rofiq, tentang isi surat edaran kebijakan hewan kurban dari MUI. Beliau juga mengisyaratkan bahwasanya ini nanti yang bisa dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kurban.
Lebih lanjut DMI Gresik Zaenal, sampaikan tentang progres yang mereka lakukan untuk menyambut Idul Adha dengan mengadakan pelatihan Juru Sembelih Halal (JULEHA) dan pendataan hewan kurban lewat Google Form dari Takmir Masjid di Kabupaten Gresik.
Dari hasil pendataan dihasilkan pembelian hewan kurban 87% dari dalam Gresik dan 13% dari luar Gresik.
Menanggapi itu, Gus Yani sapaan akrab Bupati Gresik menyimpulkan bahwasanya pelaksanaan Idul Adha yang ditetapkan pemerintah pada tanggal 10 Juli dan Muhammad pada tanggal 9 Juli tidak akan jadi masalah kedepannya. Beliau juga akan pastikan stok hewan kurban aman dan layak untuk dikurbankan.
"Kita pastikan kepada seluruh masyarakat kabupaten Gresik bahwasanya hewan kurban yang ada di kabupaten Gresik bebas dari penyakit mulit dan kuku" tandasnya.
Gus Yani juga nantinya akan menerbitkan surat edaran tentang perkembangan dan penanggulangan PMK di Gresik. Serta membuat fatwa dari MUI Gresik sebagai dasar dari penerapan pemotongan hewan kurban. Beliau harapkan juga ada sinergi dengan tiap-tiap kecamatan tentang jumlah pasti hewan ternak yang dapat dikurbankan kedepan. (tlh/edited by Diskominfo Kab. Gresik)