● 13 Juni 2022 ● Dibuat oleh Admin Kominfo
Kabupaten Gresik menjadi salah satu dari empat daerah yang ditetapkan menjadi wilayah dengan kategori wabah dalam Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), dimana tiga daerah yang lain adalah Sidoarjo, Lamongan dan Kabupaten Lamongan.
Tidak tinggal diam, Pemerintah Kabupaten Gresik terus mengupayakan langkah-langkah penanggulangan PMK pada ternak di wilayah Kabupaten Gresik. Seperti halnya hari ini, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani beserta Forkopimda dan jajajaran OPD terkait berkumpul di Ruang Mandala Bhakti Praja lantai 4 Kantor Bupati Gresik untuk menggelar rapat koordinasi (rakor) pengendalian PMK di Kabupaten Gresik, hari Senin (13/06).
Dalam rakor yang juga dihadiri oleh asosiasi peternak, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Dewan Mesjid Indonesia (DMI) Kabupaten Gresik tersebut, masing-masing anggota Forkopimda menyampaikan pendapat, saran dan masukan terkait penanganan PMK di Kabupaten Gresik dan langkah-langkah apa yang akan diambil utamanya menjelang Hari Raya Idul Adha 1443 H.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gresik, Eko Anindito, dalam laporannya saat mengawali rakor menjelaskan update kondisi PMK yang ada di Kabupaten Gresik. Dijelaskan bahwa hingga per 13 Juni 2022 terdapat 14 dari 18 Kecamatan dengan total 96 desa di Kabupaten Gresik yang sudah terkena wabah PMK. Dari 14 Kecamatan tersebut, tercatat total sebanyak 3.731 ekor sapi terjangkit PMK, 779 ekor diantaranya dilaporkan sembuh, 99 ekor mati dan 161 ekor terpaksa dipotong paksa lantaran terpapar PMK.
Sekretaris Daerah Kabupaten Gresik Achmad Washil Miftahul Rachman dalam keterangannya menjelaskan bahwa rakor hari ini merupakan tindak lanjut dari rakor terkait PMK yang telah diselenggarakan sebelumnya.
"Lewat kesempatan hari ini, diharapkan ada koordinasi lebih intens terkait dengan pengendalian PMK menjelang pelaksanaan Hari Raya Idul Adha 1443 H. Semoga pelaksanaan terkait hewan kurban dan upaya penanggulangan PMK yang kita lakukan sesuai dengan hal yang direncanakan," harap Sekda.
Bupati Yani dalam rakor ini meminta seluruh pihak untuk bisa berkolaborasi dalam usaha bersama penanggulangan PMK. Ia menyampaikan bahwa Kabupaten Gresik sudah memiliki suatu modal yang terbukti efektif dalam kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak seperti halnya penangangan pandemi Covid-19 sebelumnya.
Kepada Dinas Pertanian selaku OPD terkait dalam penanganan PMK, Bupati Yani menginstruksikan agar obat-obatan yang sudah dibeli melalui Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk bisa segera didistribusikan untuk menekan jumlah hewan ternak yang terdampak PMK."Obat yang ada harus segera didistribusikan, terkait bantuan dokter hewan dari beberapa Universitas bisa diperbantukan sehingga obat tersebut bisa langsung disuntikkan ke hewan ternak. Jangan sampai obatnya ada, tetapi kita keterbatasan tenaga kesehatannya, karena ini merupakan salah satu strategi kita dalam menghambat laju penyebaran PMK" terang Bupati Yani.
Terkait dengan persiapan Idul Adha, Bupati Yani menjelaskan bahwa saat ini memang pasar hewan untuk sementara ditutup dengan tujuan agar tidak terjadi mobilitas yang mengakibatkan penularan.
"Bukan berarti kita melarang perdagangannya, tetapi pasarnya saja yang tidak boleh. Dengan semakin dekatnya Idul Adha dimana kebutuhan akan hewan kurban semakin tinggi, maka kita sepakat bahwa penjualan hewab kurban untuk berbasis kandang dan jika memungkinkan memanfaatkan teknologi informasi yang saat ini berkembang pesat," jelasnya.
Bupati Yani juga berharap peran DMI untuk bisa mengadakan sosialisasi kepada seluruh anggotanya di Kabupaten Gresik untuk bisa lebih peka dan lebih berempati terhadap kondisi wabah PMK dengan membeli hewan kurban dari lingkungan setempat.
Ditambahkan Bupati Yani berhubungan dengan hari raya Idul Adha, banyak masyarakat yang akan menerima daging kurban sehingga akan sangat membantu dan penting untuk dibuatkan sosialisasi dengan bentuk-bentuk yang kreatif dan menarik mengenai bagaimana cara mengolah daging hewan kurban secara sehat. (nnd/edited by Diskominfo Kab. Gresik)