● 23 Maret 2022 ● Dibuat oleh Admin Kominfo
Selasa, (23/03), menjadi hari yang spesial bagi Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Jawa Timur. Hal ini lantaran pada hari tersebut diselenggarakan rangkaian kegiatan pelantikan DPC HKTI se-Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, dan dilanjutkan dengan Rakerda di Hotel Kampi, Surabaya.
Kegiatan pelantikan DPC HKTI se-Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi dilakukan oleh Ketua DPD HKTI Jatim Ony Anwar Harsono, disaksikan oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Ketua Umum DPP HKTI Jenderal (Purn) TNI Dr H Moeldoko SIP.
Hanya 14 DPC dari 38 kabupaten/kota yang mengikuti pelantikan termasuk diantaranya DPC HKTI Kabupaten Gresik. Sedang kabupaten/kota sisanya masih menjalani masa jabatannya masing-masing.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang hadir dalam kegiatan pelantikan memaparkan mengenai Desa Mandiri yang erat kaitannya dengan pertanian dan peternakan, di Jawa Timur saat ini merupakan yang terbaik secara nasional.
Ia mencontohkan tingginya jumlah sapi perah dan potong di Jawa Timur sehingga harga daging stabil, dan dalam hal ini diharapkan bisa diperkuat lagi oleh HKTI Jatim.
"Kehadiran HKTI diharapkan semakin meningkatkan pertumbuhan ekonomi di pedesaan, sehingga terjadi pemerataan ke daerah," tuturnya.
Sementara itu, Ketua HKTI Jenderal (Purn) Moeldoko yang turut hadir bersama Gubernur Khofifah mengajak seluruh pengurus DPC HKTI se-Jawa Timur agar berkolaborasi dengan seluruh pemerintah daerah, dan juga bagaimana menjembatani pemerintah daerah dengan para petani, serta dengan dunia akademis sebagai pusat riset pertanian.
"HKTI harus bisa memberikan harapan baru kepada petani. Jangan HKTI ikut-ikutan mengeluh. Kita tahu saat ini pupuk mahal, karena pengaruh geo politik, maka kita bisa memanfaatkan pupuk organik dari kotoran sapi misalnya," katanya merujuk jutaan sapi potong yang dimiliki Jatim.
Terpisah, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua II HKTI Jatim yang membawahi bidang kelautan perikanan dan perkebunan dalam pemaparannya dihadapan peserta Rakerda memberikan sharing bagaimana potensi hasil perikanan dan pertanian yang dihasilkan Kabupaten Gresik.
Diceritakan bagaimana hasil perikanan dari Kabupaten Gresik utamanya Ikan Bandeng yang menyumbang 60% dari total produksi perikanan budidaya secara nasional.
"Dengan besarnya potensi tersebut, Kabupaten Gresik saat ini sudah mendapat dasar hukum dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk membentuk suatu ekosistem yang menggambarkan proses produksi ikan bandeng dari hulu hingga hilir dalam suatu kawasan yang kita namakan Kampung Bandeng," ujar Gus Yani.
Pun juga mengenai hasil pertanian, Gus Yani mengungkapkan pentingnya branding bagi hasil pertanian sehingga bisa menarik pembeli hingga ke pasar global.
Lebih lanjut, di hadapan peserta Rakerda Gus Yani mengusulkan agar setiap Hari Tani Nasional 24 September yang lahir pada era Presiden Soekarno, diadakan event pameran dimana seluruh hasil tani dari daerah bisa ditampilkan.
Terakhir, Gus Yani juga menyoroti pencabutan pupuk bersubsidi oleh Kementrian Perikanan oleh Kementerian pada awal tahun 2022. Kebijakan ini dirasa sangat memberatkan petani tambak utamanya di Kabupaten Gresik.
"Tambak butuh pupuk agar tumbuh plankton, rumput laut, sehingga bisa jadi makanan ikan-ikan budidaya seperti bandeng. Oleh karenanya lewat HKTI yang merupakan bridging institution bisa menyuarakan hal-hal semacam ini, " tukasnya. (nnd/edited by Diskominfo Kab. Gresik)