● 7 September 2022 ● Dibuat oleh Admin Kominfo
Kasus kekerasan di lingkungan pondok pesantren saat ini sering terjadi. Salahsatunya menimpa santri di sebuah pondok pesantren Jombang. Fenomena ini menarik perhatian publik Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah. Wabup Gresik meminta kegiatan di pondok pesantren harus ramah anak. Ini penting dalam mewujudkan cita-cita Gresik sebagai kabupaten ramah anak.
Hal ini disampaikan Bu Min ketika memenuhi undangan rutinan pertama Bu Nyai Nusantara. Kegiatan tersebut diikuti 73 Bu Nyai se-Kabupaten Gresik, Rabu (7/9/2022) di Pondok Pesantren Al-Karimi Tebuwung, Kecamatan Dukun.
Sejumlah Bu Nyai yang hadir saat itu di antaranya Nur Khoiriyah PP Al-Maghfur Sekapuk, Aliyah Ghozali PP Assalafi Al-Kholili Gresik, Suaibatul Islamiyah PP Al-Hidayah Driyorejo, dan Ashimatul Wardah PP Qomaruddin Bungah.
Sebagai ketua Bu Nyai Gresik, Wabup Aminatun memastikan kegiatan ini akan berkelanjutan. Tujuannya untuk mereformasi cara pandang dalam mendidik anak-anak di dalam maupun di luar ponpes.
"Intinya bagaimana cara kita menjadikan kabupaten ramah anak" ujar Bu Min. Dia menekankan kepada seluruh anak-anak memiliki hak setara dalam diperlakukan sejak masih dalam kandungan.
"Sejak dalam kandungan, anak-anak punya hak yang sama yaitu hak hidup, tumbuh kembang, perlindungan, dan partisipasi" tutur Bu Min. Disamping itu, Bu Min juga menambahkan kepada seluruh Bu Nyai agar dapat wujudkan lingkungan yang nyaman bagi para santri. Sifat otoriter menurutnya masih melekat pada beberapa pesantren dan harus diperbaiki. Ini tentunya akan mencoreng gelar Gresik sebagai Kota Santri.
"Saya tahu sifat bu nyai beberapa masih ada yang otoriter, tidak semua tapi ada, maka dari itu harus dirubah" tegas Wabup Gresik itu. (tlh/edited by Diskominfo Kab. Gresik)