● 26 April 2022 ● Dibuat oleh Admin Kominfo
Setelah dua tahun terhenti akibat pandemi Covid-19, kini tradisi maleman selawe (malam 25 ramadhan) di kawasan wisata religi Sunan Giri kembali digelar. Tradisi malem selawe merupakan tradisi peninggalan waliyullah yang terus dilestarikan turun menurun oleh masyarakat Gresik.
Menurut kisah, malam 25 ramadhan yang dimaksud ini adalah termasuk malam ganjil atau malam lailatul qodar. Pada zamannya, Sunan Giri mengajak para muridnya untuk meningkatkan ibadah dengan itikaf. Tauladan inilah yang terus dilestarikan oleh masyarakat sehingga menjadi tradisi.
Bupati Gresik, H. Fandi Akhmad Yani sesaat usai berziarah ke makam Sunan Giri mengatakan, setiap tahun bertepatan dengan malem selawe ini, ribuan peziarah lokal maupun luar daerah Gresik berziarah ke makam Sunan Giri. Menariknya, tradisi malem selawe ini berdampak pada perputaran ekonomi di Gresik.
"Malem selawe di wisata Sunan Giri ini mampu menjadi penggerak ekonomi masyarakat. Mereka para pedagang memanfaatkan momentum malem selawe ini untuk berjualan. Dari mulai kuliner, mainan anak hingga fashion," kata Gus Yani sapaan akrab Bupati Gresik.
Gus Yani bersyukur, bahwa tradisi ini dapat digelar kembali sehingga memberi angin segar bagi masyarakat pedagang terutama pelaku umkm sehingga ekonominya kembali meningkat. "Alhamdulillah masyarakat Gresik terutama pedagang dapat kembali menikmati tradisi malem selawe di wisata religi Sunan Giri. Tentu ini berdampak positif bagi pedagang terutama pelaku umkm, ekonominya berangsur pulih dan meningkat," ungkap Gus Yani.
Gus Yani berharap, tradisi tahunan ini dapat terus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat. Sebab menurutnya, dari tradisi ini, masyarakat mendapat dua manfaat sekaligus. "Pertama adalah mengasah spiritualitas dan yang kedua adalah mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat," bebernya. (iis/edited by Diskominfo Kab. Gresik)